Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rangkuman Dasar-Dasar Routing

Apa itu Routing? Beberapa waktu yang lalu, kita sudah menegenal peran dan fungsi perangkat-perangkat jaringan, salah satunya adalah router. Router berfungsi untuk meneruskan paket ke jaringan lainnya, atau bisa juga dikatakan sebagai penghubung antar jaringan. Proses router untuk menentukan keputusan ke mana paket akan diteruskan disebut routing.

Dalam routing ada istilah gateway, yaitu next-hop atau perangkat mana yang akan dilalui sebagai perantara untuk sampai ke tujuan. Perhatikan ilustrasi berikut.

Jika Router 1 ingin mengirim data ke 2.2.2.3 (Router 3), maka gateway router 1 adalah 1.1.1.2 (Router 2). Jadi pertama, paket dikirimkan ke gateway, kemudian dari gateway diteruskan ke gateway lain untuk dirouting lagi. Atau jika tujuan sudah terhubung langsung (seperti kasus di atas) maka paket langsung dikirim ke tujuan.

Ada juga istilah routing table, yaitu sebuah tabel database yang berisi rule routing. Misalnya seperti ini.
S* 0.0.0.0/0 [1/0] via 170.16.1.1,GigabitEthernet0/0
C 170.16.0.0/16 is directly connected,GigabitEthernet0/0
C 1.0.0.0/8 is directly connected,GigabitEthernet0/1
C 8.0.0.0/8 is directly connected,GigabitEthernet0/2
O 2.0.0.0/8 [110/2] via 1.1.1.1, 00:02:21, GigabitEthernet0/1
O 192.168.1.0/24 [110/2] via 1.1.1.1, 00:02:21, GigabitEthernet0/1
O 10.10.10.0/24 [110/2] via 1.1.1.1, 00:02:21, GigabitEthernet0/1
R 10.10.10.0/24 [120/1] via 8.8.8.8, 00:01:36, GigabitEthernet0/2
R 192.168.25.0/24 [120/2] via 8.8.8.8, 00:01:36, GigabitEthernet0/2

Rule pertama menjelaskan bahwa untuk routing ke jaringan 2.0.0.0/8 gatewaynya adalah 1.1.1.2. Sedangkan jika ingin routing ke 192.168.1.0/24 gatewaynya adalah 1.1.1.3.

Routing Protocol

Protokol routing adalah protokol yang digunakan untuk proses routing yaitu saling bertukar data table routing. Contoh routing protocol yang umum digunakan adalah :
⦁ Static Route / Routing Statis
⦁ Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)
⦁ Border Gateway Protocol (BGP)
⦁ Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
⦁ Open Shortest Path First (OSPF)
⦁ Intermediate System to Intermediate System (IS-IS)
⦁ Routing Information Protocol (RIP)

Informasi detail mengeni masing-masing routing protocol akan dijelaskan di artikel terpisah.

Routing Statis dan Routing Dinamis

Berdasarkan bagaimana table routing itu dibuat, routing dibedakan menjadi dua yaitu Static Route (Routing Statis) dan Dynamic Route (Routing Dinamis). Berikut ini perbedaan routing statis dan routing dinamis dilihat dari beragai aspek.

Tabel Routing
Tabel routing statis dibuat atau diubah secara manual oleh administrator. Sedangkan routing dinamis dibuat otomatis oleh sistem.

Jika ada Perubahan Topologi
Routing statis memerlukan penyesuaian ulang oleh administrator. Sedangkan routing dinamis akan otomatis meyesuaikan.

Penggunaan Sumberdaya (Resource)
Static routing tidak memakan resource, karena tabel routing dibuat manual. Sedangkan routing dinamis akan memakan resources (CPU, Memori, Bandwidht) karena setiap beberapa detik router akan berkomunikasi dengan router sekitarnya untuk mengupdate tabel routing.

Keamanan
Routing statis lebih aman dibandingkan routing dinamis karena routing statis tidak akan membuat tabel routing selain apa yang dikonfigurasikan oleh administrator.

Default Route

Deafult route adalah rule routing yang akan dipilih jika tidak ada rule yang cocok dengan tujuan paket. Default route dikonfigurasi secara manual (masuk ke routing statis) dan gateway dari rule default route disebut default gaetway. Default routing biasanya dideklarasikan (ditulis) dengan ip 0.0.0.0 dan netmask 0.0.0.0. Contoh kasusnya ada table routing seperti ini :
0.0.0.0/0 via 10.10.10.1
192.168.1.0/24 via 10.10.10.10
200.200.200.0/24 via 172.16.1.1

Misal ada packet mau menuju ke 192.168.5.1. Sedangkan 192.168.5.1 networknya kan 192.168.5.0 dan network tersebut tidak ada di table routing. Maka dipilihlah default gateway yaitu 10.10.10.1 untuk meneruskan paketnya.

Interior Gateway Protocol dan Exterior Gateway Protocol

Jaringan Internet tersusun dari banyak AS (Autonomus System). Autonomus System adalah kumpulan router di dalam satu authority yang sama.

Perbedaan IGP dan EGP yaitu, Interior Gateway Protocol (IGP) digunakan untuk routing dalam sebuah autonomus system (internal). Sedangkan Exterior Gateway Protocol (EGP) digunakan untuk menghubungkan antar autonomus system (external).

Contoh routing protocol yang termasuk Interior Gateway Protocol adalah RIP, OSPF, IGRP, EIGRP, dan IS-IS.

Contoh routing protocol yang termasuk Exterior Gateway Protocol adalah Border Gateway Protocol (BGP).

Dalam berkembangnya waktu protokol yang dikembangkan untuk IGP juga tersedia untuk digunakan sebagai EGP dan sebaliknya. Contohnya adalah EIGRP, ada Internal EIGRP untuk IGP dan External EIGRP. Selain EIGRP, BGP pun ada versi internal dan externalnya juga.

Sekedar info tambahan saja, EIGRP ini adalah cisco proprietary routing protocol, routing protocol yang dikembangkan oleh cisco khusus untuk perangkat cisco jadi tidak ada di perangkat dari vendor lain.

Masing-masing dynamic routing protocol (routing protokol dinamis) mempunyai cara tersendiri dalam menentukan gateway atau aturan tabel routingnya. Secara umum dibagi menjadi dua yaitu Distance Vector dan Link State. Berikut ini adalah perbedaan Distance Vector dan Link State.

Distance Vector

Sesuai namanya, Distance Vector menentukan gateway routing berdasarkan jarak (next-hop), mana yang next-hopnya palig sedikit itulah yang akan dilalui. Jika dilihat dari ilustrasi di atas, alur routing distance-vector ditunjukan oleh garis panah berwarna merah.

Protocol jenis Distance Vector hanya mengetahui route dan metric untuk menuju destination tertentu. Protocol tersebut tidak mempunyai informasi tentang peta jaringan atau topologi secara keseluruhan.

Yang termasuk protokol routing distance vector yaitu : RIP, IGRP, dan EIGRP.

Link State

Protokol link-state menentukan gateway routing berdasarkan metric cost. Jarak, bandwidth, bahkan jenis media transmisi berpengaruh dalam menentukan gateway routing pada protokol ini. Jika dilihat dari ilustrasi di atas, alur routing link-state ditunjukan oleh garis panah berwarna ungu.

Routing protocol jenis link-state mengetahui peta jaringan atau topologi jaringan secara keseluruhan dengan mengumpulkan informasi dari setiap router. Untuk jaringan dengan skala yang luas (large network), link-state didesign secara hierarchical atau dibagi menjadi area-area. Area yang harus ada pada link-state adalah area 0 atau backbone. Pembagian menjadi area-area ini bertujuan mengurangi resource router dengan setiap area mempunyai table routing yang berbeda dengan area yang lain.

Yang termasuk protokol routing link state yaitu : OSPF dan IS-IS.


Classfull dan Classless

Classfull Routing Protocol
Classfull Routing adalah protocol routing yang menerapkan konsep klasifikasi IP, routing protocol ini tidak mengirimkan informasi netmask. Sebagai gantinya dia akan otomatis menegenal netmask/prefix suatu IP berdasarkan class IP tersebut.


IP Class A = 255.0.0.0 (/8)
IP Class B = 255.255.0.0 (/16)
IP Class C = 255.255.255.0 (/24)

Misal ada network 192.168.1.0. Classfull routing protocol secara default menganggap netmask network tersebut 255.255.255.0 karena IP 192.168.1.0 adalah class C. Demikian pula dengan class lainnya. Kita tidak bisa mengcustom prefix pada routing protocol ini.

Contoh Classfull Routing Protocols: RIPv1 dan IGRP.

Classless Routing Protocol
Sesuai namanya, Classless bisa disebut tidak peduli kelas IP. Perbedaan classless dan classfull routing protocol terletak pada netmask/prefix. Classless routing protocol akan selalu mengirimkan informasi netmask/prefix disetiap updatenya. Classless akan menggunakan netmask/prefix sesuai apa yang administrator inputkan.

Jadi misalnya ada ip 10.10.10.0/28, maka classless routing protocol akan menggunakan prefix /28 (255.255.255.240) untuk IP 10.10.10.0 meskipun itu IP class A.

Contoh Classless Routing Protocols: RIPv2, OSPF, EIGRP, dan IS-IS.


Routing Protocol Code

Pada tabel routing cisco, di awal baris suatu rule routing ada huruf yang menjadi indikator tersendiri. Contohnya routing table yang ini. Nah masing-masing huruf tersebut menunjukan routing protocol yang membuat rule routing tersebut.
⦁ C - Connected (langsung terhubung tanpa routing)
⦁ S - Static Routing
⦁ I - IGRP
⦁ O - OSPF
⦁ R - RIP
⦁ B - BGP
⦁ D - EIGRP
⦁ EX - External EIGRP
⦁ dll,

Administrative Distance

Apa itu Administrative Distance? Administrative Distance adalah nilai default yang dimiliki masing-masing routing protocol untuk menentukan routing protocol mana yang lebih dipercaya. Semakin rendah nilai administative distance maka semakan dipercaya routing protocol tersebut dan semakin dipriotitaskan jika ada conflict rule. Berikut ini adalah tabel administrative distance :

Contoh kasus seperti ini, kalo kita perhatikan di tabel routing yang di awal tadi, ada dua rule routing yang networknya sama tapi gatewaynya beda. Routing protocolnya yang satu OSPF dan yang satu RIP. Maka paketnya akan lewat mana?
O 10.10.10.0/24 [110/2] via 1.1.1.1, 00:02:21, GigabitEthernet0/1
R 10.10.10.0/24 [120/1] via 8.8.8.8, 00:01:36, GigabitEthernet0/2

Yups, tepat sekali jawabannya adalah paket diteruskan ke 1.1.1.1 karena Protokol OSPF memiliki administartive distance 110, sedangkan RIP 120.

Itu dia penjelasan dasar mengenai routing dalam jaringan komputer, semoga bisa dipahami. Selama belajar!